Menurut ilmuwan dari Charité University Medical Centre di Berlin, Jerman, gula darah berlebih bisa membahayakan struktur dan fungsi otak. Bahkan, pada otak orang sehat atau mereka yang tidak mengidap diabetes sekalipun.

“Gula darah yang tinggi juga bisa membuat hipokampus yang terletak di bagian otak besar mengecil,” kata Agnes Flöel, neurolog di Charité University Medical Centre.Padahal, bagian ini berguna untuk mengingat suatu kejadian dan fakta.Alhasil, kemampuan otak untuk mengingat jadi tak optimal.




dr. Rajiman, Sp.S membenarkan hal itu. Mulanya, kadar gula darah yang tinggi akan membuat darah jadi kental. Darah kental ini akan menarik cairan disekitar otak. Soalnya, tekanan osmotik di dalam otak jugaakan meningkat. Kalau kondisi ini terjadi secara terus menerus, tentunya akan menimbulkan efek samping bagi otak. “Nantinya bisa membuat jaringan dan sel otak jadi dehidrasi,” ujarnya.

Meski belum bisa dibuktikan secara langsung, para ahli menenggarai kaitan kadar gula darah tinggi dengan demensia. Konsumsi gula berlebih bisa mengakibatkan degenerasi pada sel-sel otak kita sehingga struktur jaringan otak berubah sekaligus menurunkan fungsinya.Alhasil, sel-sel otak jadi menua.

Menghindari gula memang susah. Tak heran kalau kemudian diciptakan pemanis buatan.Menurut para ahli gula memang dapat menjadi candu bagi seseorang.Hal ini dipengaruhi oleh reward system (sistem imbalan) yang bekerja terhadap makanan, seks, hingga obat-obatan. Menurut Dr. Nicole Avena, peneliti di Departemen Psikiatri Sekolah Kedokteran Universitas Florida, AS, sistem imbalan ini merupakan perubahan rangkaian zat kimia di beberapa bagian otak. Zat utama yang terlibat dari sistem ini adalah dopamin.

Otak akan mengeluarkan dopamin disaat situasi yang menyenangkan. Dopamin juga akan menstimulasi otak untuk mengulangi dan mencari hal menyenangkan yang telah kita lakukan sebelumnya.Orang yang ketergantungan dengan obat-obatan, nikotin, dan alkohol, reseptor dopaminnyamembuat mereka terus-menerus mencari efek “mabuk” yang diberikan oleh ketiganya.Ajaibnya, gula juga bisa meyebabkan reaksi serupa pada otak.

Bahkan, Angelique Panagos, ahli gizi dari Inggris berpendapat, dalam hal kecanduan, gula lebih hebat dibandingkan dengan kokain. Ketika kokain hanya menstimulasi satu area di otak, gula menstimulasi seluruh area otak kita.Suatu studi di Prancis menguatkan hal itu.Di studi itu, tikus yang sedang kecanduan kokain malah memilih gula daripada kokain.

Apakah hal itu yang membuat konsumsi gula terus naik?

dikutip dari intisari.grid